Monday, March 2, 2009

Kepada Setiap Jiwa

Kepada setiap jiwa,
yang telah, sedang, dan akan menyilang jalan hidupku...

Sadarkah, betapa setiapmu adalah indah
Salah satu karya teragung Sang Pencipta
Tak peduli apapun yang kau punya, dan yang tak kau punya
Yang kau lakukan, maupun yang tak kau lakukan

Dan betapa setiapmu demikian berarti
Pada peran apapun yang diamanahkan pada diri
Aih, andai kau memahami

Kesendirian adalah imajinasi,
Sebab sejatinya diri, selalu ditemani
Kesakitan adalah mimpi,
Karnanya biarkanlah ia pergi
Kehilangan hanyalah bayangan,
Lantaran sejatinya Empu, hanya Tunggal yang Satu

Jangan terlena pada kenangan
Karna kinilah yang kau punya sebenarnya
Songsong dengan gagah masa depan
Lukis takdir dengan warna warnimu sendiri!

Andai kau belum tau,
Mengenalmu adalah anugrah
Keberuntungan yang tak terbayangkan

Dan betapa kau dicinta
Begitu dipuja
Rasakanlah
Pada tiap detak
Tiap kejap
Tiap denyut
Tiap langkah
Tiap hela

Ah, dan satu lagi...
Sadarkah,
gurat bibirmu adalah penghias dunia yang termegah
Lebih manis dari madu bunga kahyangan
Lebih cemerlang dari mentari di bumi bidadari

Karnanya, berilah hadiah pada semesta
Hantarkan senyummu, meski satu kali saja

5 comments:

  1. Sebuah puisi nan indah!

    Dengan sering tersenyum berarti kita murah senyum. Murah senyum bukan berarti kita orang murahan. Kalau kita tersenyum kepada hidup dan kehidupan, barangkali hidup kita akan terasa lebih lapang. Apalagi kalau sempat tersenyum kepada Tuhan, niscaya wajah kita akan bertambah enak dilihat. Salam :-)

    ReplyDelete
  2. ...
    :)
    Semesta baru saja mendapat anugrah,
    karna kau berikan senyum untuknya...
    :D

    ReplyDelete
  3. aihh... indahnya tulisan ini... membuatku tak berhenti tersenyum.. akan selalu kuhadiahi semesta ini.....dengan senyumku.. yang tak hanya sekali... :)

    ReplyDelete
  4. indah nya .... izin copy puisi nasehat nya

    ReplyDelete
  5. Kanggo Kang Bajurombeng:
    Ah, teu maksad jadi nasehat,
    Da' pangarti mung ukur sa-ujung jari

    Upami tiasa manpaat mah, mangga wae, Kang...

    ReplyDelete